Senin, 07 November 2011

KEBUDAYAAN JEPANG


Jepang yang mempunyai kebudayaan yang unik membuat Negara bunga sakura itubanyak di kenal masyarakat dunia salah satunya Indonesia, kebudayaan jepang yangsampai saat ini masih dilakukan dalam berbagai kesempatan misalkan perayaan hanami, dikarenakan masyarakat jepang mencintai kebudayaannya sendiri dan mau menjaganya.Orang jepang mau memakai pakean seberat dan setebal kimono untuk sekedar menghadiriupacara resepsi pernikahan, sekarang kita tau bagaimana cintanya warga jepang padakebudayaannya sendiri. Adakalanya kita perlu mengetahui seperti apa kebudayaan jepangitu, mungkin dengan mengetahui beberapa kebudayaan jepang kita bisa sedikit meniru caramelestarikan kebudayaannya, mungkin bisa saja kebudayaan kita tetap terjaga dan tetap dilakukan seperti kebudayaan jepang, berikut beberapa contoh kebudayaan jepang:
-
Perayaan hanami
-
Samurai
-
Shogun
-
Baju tradisional jepang
PERAYAAN HANAMI
Hanami 
(
hana wo miru 
= melihat bunga) atau
ohanami 
adalah tradisi Jepang dalammenikmati keindahan bunga, khususnya bungasakura. Mekarnya bunga sakura merupakanlambang kebahagiaan telah tibanya musimsemi. Selain itu, hanami juga berarti piknikdengan menggelar tikar untuk pesta makan-makan di bawah pohon sakura.Rombongan demi rombongan berpiknik menggelar tikar dan duduk-duduk di bawahpepohonan sakura untuk bergembira bersama, minum sake, makan makanan khas Jepang,dan lain-lain layaknya pesta kebun. Semuanya bergembira. Ada kelompok keluarga, adakelompok perusahaan, organisasi, sekolah dan lain-lain.
Perayaan : akhir Maret/awal April

Menurut kisah sejarah, kebiasaan hanami dipengaruhi oleh raja-raja Cina yanggemar menanam
pohon plum
di sekitar istana mereka. Di Jepang para bangsawanpunkemudian mulai menikmati
bunga Ume (plum)
. Namun pada abad ke-8 atau awal
periodeHeian
, obyek bunga yang dinikmati bergeser ke bunga sakura. Dikisahkan pula bahwa
RajaSaga
di era Jepang dahulu gemar menyelenggarakan pesta hanami di
taman Shinsenen
diKyoto. Para bangsawanpun menikmati hanami di berbagai istana mereka, dan para petanimasa itu melakukannya dengan mendaki gunung terdekat di awal musim semi untukmenikmati bunga sakura yang tumbuh disana sambil `tidak lupa membawa bekal untukmakan siang. Hingga kini hanami menjadi kebiasaan yang mengakar di seluruh masyarakatJepang dan telah di terima sebagai salah satu kekhasan bangsanya. Khusus di daerahKansai dan Jepang Barat, tempat-tempat unggulan untuk ber-hanami adalah Arashiyama diKyoto, Yoshino di Nara, taman disekitar OsakaCastle dan Taman Shukugawa diNishinomiya, Prefektur Hyogo.Waktu bunga sakura bermekaran di pohonnya berbeda-beda dari satu daerah kedaerah lainnya, dimulai dari daerah paling selatan. Tapi rata-rata mekar dari akhir Marethingga awal April (kecuali di Okinawa dan Hokkaido). Dengan demikian pesta memandangdan menikmati sakura juga berlainan waktunya dari satu daerah ke daerah lainnya.Prakiraan pergerakan mekarnya bunga sakura disebut
garis depan bunga sakura(sakurazensen)
. Prakiraan ini dikeluarkan oleh direktorat meteorologi dan berbagai badanyang berurusan dengan cuaca. Saat melakukan hanami di suatu tempat adalah ketikasemua pohon sakura yang ada di tempat tersebut bunganya sudah mekar semua.Namun akhir-akhir ini tradisi hanami membawa dampak negatif. Banyak orangJepang yang mabuk dan angka kecelakaan pun meningkat. Taman pun menjadi gunungsampah. Di saat hanami kelihatannya kesadaran tertib buang sampah menjadi luntur.Sayang sekali. Tapi di sisi lain, hanami seperti sebuah `rehat` singkat dari striknya hiduporang-orang Jepang. Hanami juga merupakan pembelajaran berharga bagi anak tentangalam dan tradisi.OSAKA
Osaka Castle
di kota Osaka termasuk salah satu tempat favorit untuk ber-hanami.Para peneliti memperkirakan bahwa wilayah yang kini dikenal dengan nama kota Osakatelah dihuni manusia sejak sepuluh ribu tahun lalu. Sekitar abad ke-5, kebudayaan Timur telah diperkenalkan ke wilayah Jepang melalui Peninsula Korea lalu Osaka yang dikemudianhari menjadi pusat kebudayaan dan politik Jepang.Pada abad ke-7, ibukota pertama Jepang didirikan di Osaka dan ia menjadi pintugerbang kebudayaan dan perdagangan utama Jepang. Kemudian suatu saat sekitar akhir abad ke-12 kekuatan politik disana jatuh ketangan kelas pendekar perang dan Jepang mulai

memasuki masa perselisihan sipil dan intrik muncul dimana-mana hingga menumbuhkanketidakpastian masa depan rakyatnya.Pada tahun 1583, Toyotomi Hideyoshi seorang penguasa dimasanya berhasilmenyatukan Jepang dari masa kelam ini dan kemudian memilih Osaka sebagai tempattinggalnya. Ia membangun Osaka menjadi pusat politik serta ekonomi Jepang. Puri Osakaatau Osaka Castle merupakan salah satu saksi bisu kemegahan masa itu dan menjadibangunan terindah yang didirikan oleh Toyotomi Hideyoshi. Puri ini dikelilingi taman yangpenuh pohon Cherry, Plum dan Sakura serta berbunga indah saat musim semi. Bunga yangmenjadi kebanggaan masyarakat setempat serta mengundang kekaguman para pengunjungsaat ber-hanami.Di abad ke-17 walalupun pusat kekuatan politik telah bergeser ke Tokyo, Osaka terusberlanjut memainkan peran yang penting dalam mengatur perekonomian dan distribusibarang di Jepang. Di masa ini pula kebudayaan kota berkembang pesat antara lain melaluilahirnya sekolah-sekolah yang dikelola pihak swasta dengan sistim pendidikan yang berbedadari yang dilaksanakan oleh pemerintah dimasa itu. Melalui cara ini, cara berpikir terbukadan semangat berwirausaha telah dipupuk dan menjadikan Osaka dikemudian hari menjadisuatu kota metropolis yang modern serta menjadi kota terbesar ketiga di Jepang.Pada masa lalu, Osaka memang pernah menjadi pusat perdagangan Jepang. Kini,seiring dengan kemajuan jaman, sejak akhir tahun 1990an banyak perusahaan-perusahaanterkemuka memindahkan kantor pusat mereka ke Tokyo. Namun beberapa tetapmempertahankan tradisi berkantor pusat di Osaka.


Yupi Andriyani

Tidak ada komentar:

Posting Komentar