Kuchisake Onna = 口裂け女
kalau kamu suka sama cerita-cerita horror dari Jepang, pasti udah gak asing lagi sama nama yang satu ini. Kuchisake Onna…
Legenda ini dikatakan berasal dari seorang perempuan muda bernama Kuchisake Onna yang hidup ratusan tahun yang lalu sebagai istri atau selir dari seorang samurai. Perempuan ini mempunyai wajah yang sangat cantik, karena itu sang samurai berkata tidak akan ada lagi wanita lain yang akan dicintainya.
Singkat cerita, legenda ini diteruskan turun-temurun sampai sekarang. Mitos yang ada sekarang adalah mitos yang menyatakan bahwa seorang wanita menjelajah di malam hari dengan wajah tertutup oleh masker bedah.
Singkat cerita, legenda ini diteruskan turun-temurun sampai sekarang. Mitos yang ada sekarang adalah mitos yang menyatakan bahwa seorang wanita menjelajah di malam hari dengan wajah tertutup oleh masker bedah.
kalau kamu suka sama cerita-cerita horror dari Jepang, pasti udah gak asing lagi sama nama yang satu ini. Kuchisake Onna…
Legenda ini dikatakan berasal dari seorang perempuan muda bernama Kuchisake Onna yang hidup ratusan tahun yang lalu sebagai istri atau selir dari seorang samurai. Perempuan ini mempunyai wajah yang sangat cantik, karena itu sang samurai berkata tidak akan ada lagi wanita lain yang akan dicintainya.
Tapi rupanya cinta bertepuk sebelah tangan dan perempuan muda tersebut mengkhianati sang samurai dengan berselingkuh. Ketika rahasia gelapnya diketahui, sang samurai tentu merasa sangat cemburu dan langsung naik pitam.
Mata hatinya menjadi gelap dan akal sehatnya sirna. Dia langsung mencabut pedangnya dan membelah celah mulut sang perempuan dari telinga kanan ke telinga kiri. Dia lalu berkata, “Siapa yang akan berpikir kalau kamu cantik sekarang?!”
Mulut Kuchisake Onna menganga terbuka lebar, tapi tidak ada suara apapun yang keluar dari mulutnya. Yang ada hanya darah mengalir deras membasahi kimononya. Matanya melotot dan berlinang air mata menandakan bahwa dia sedang menahan rasa sakit yang teramat sangat. Tapi tetap tidak ada suara apapun yang keluar dari mulutnya.
Dibiarkan begitu saja oleh sang samurai selama berjam-jam lamanya, sampai akhirnya dia meninggal dunia. Karena matinya penasaran, arwahnya masih bergentayangan untuk terus mencari sang samurai dan menuntut balas dendam.
Julukannya adalah setan bermulut celah.
Singkat cerita, legenda ini diteruskan turun-temurun sampai sekarang. Mitos yang ada sekarang adalah mitos yang menyatakan bahwa seorang wanita menjelajah di malam hari dengan wajah tertutup oleh masker bedah.
Singkat cerita, legenda ini diteruskan turun-temurun sampai sekarang. Mitos yang ada sekarang adalah mitos yang menyatakan bahwa seorang wanita menjelajah di malam hari dengan wajah tertutup oleh masker bedah.
Ketika ia menemukan seorang laki-laki, dia malu-malu akan bertanya, “Apakah aku cantik?” (“Watashi kirei?”).
Jika orang itu menjawab “Ya,” maka ia akan melepas topeng dan berkata, “Bagaimana kalau sekarang?” (“Kore demo?”). Pada titik ini, jika korban menjawab “Tidak,” dia akan membunuh mereka atau memotong mulut mereka menyerupai miliknya dengan gunting atau pisau.
Tapi jika korban mengatakan dia tetap cantik untuk kedua kalinya (setelah sang perempuan membuka maskernya), ia mengikuti korban sampai ke rumah dan membunuh mereka di ambang pintu tempat tinggal mereka.
Setsubun (節分)
Kemaren tanggal 3 Februari orang-orang Jepang merayakan yang namanya hari Setsubun, yaitu festival melempar kacang.
Setsubun atau bisa disebut juga Risshun (立春) dirayakan setiap tanggal 3 Februari sebagai bagian dari festival musim semi (Haru Matsuri).
Dalam hubungannya dengan Tahun Baru Imlek, Haru Matsuri dan Setsubun sebelumnya dianggap sebagai semacam perayaan malam tahun baru yang disertai dengan ritual khusus untuk membersihkan segala roh-roh jahat yang berasal dari tahun lalu dan mengusir roh-roh pembawa penyakit di tahun yang baru. Ritual khusus ini disebut mamemaki (豆撒き) yang artinya melempar kacang.
Mamemaki biasanya dilakukan oleh toshiotoko (年男) yaitu sang kepala rumah tangga atau laki-laki yang shio-nya sama dengan tahun baru kalender China. Meskipun begitu sekarang malah lebih banyak anak-anak yang melempar kacangnya, sebagai simbol untuk mengusir roh jahat dari kehidupan mereka yang masih sangat panjang.
Kacang yang dilempar adalah jenis kacang kedelai yang dipanggang (disebut juga Fuku Mame). Kacang-kacang tersebut dilemparkan ke luar pintu atau kepada anggota keluarga yang mengenakan topeng Oni (setan atau raksasa), sambil menyanyikan lagu “Oni wa soto! Fuku wa uchi!” (鬼 は 外! 福 は 内!) yang artinya kira-kira seperti “Setan keluarlah! Keberuntungan masuklah!”
Tapi kenapa kacang ya? Karena orang-orang Jepang jaman dulu percaya kalau kacang-kacangan dapat membawa keberuntungan dengan memakannya minimal satu kali dalam setahun.
Yurei – Roh Halus Dari Jepang
Roh Halus = Yurei / 幽霊
Di Jepang, hantu dikenal sebagai Yurei. Kata “Yu” yang berarti halus atau samar-samar, dan “Rei” yang berarti roh atau arwah.
Mereka tidak memanggilnya dengan sebutan setan atau hantu atau jin.
Berdasarkan kepercayaan orang Jepang, semua manusia mempunyai roh atau arwah yang disebut sebagai reikon. Setelah seseorang meninggal, reikon akan pergi meninggalkan tubuhnya ke tempat penyucian arwah. Disana dia akan menunggu tubuhnya dikubur dan mendapatkan pemakaman yang layak.
Kalau semuanya berjalan lancar, reikon akan melindungi keluarganya yang masih hidup. Dan dipercaya bahwa arwah orang meninggal tersebut akan kembali ke keluarganya setiap tahun (yang kemudian dinamakan sebagai festival Obon).
Tapi kalau roh-roh tersebut tidak mendapatkan pemakaman yang layak, atau mungkin mereka meninggal karena dibunuh atau bunuh diri, reikon akan berubah menjadi yurei dan gentayangan di dunia manusia sampai rasa penasaran, amarah, dan dendam mereka hilang.
Yurei mempunyai wujud manusia yang memakai jubah kimono putih, tidak mempunyai kaki – alias melayang di udara, rambutnya panjang dan berwarna hitam. Umumnya, mereka juga dikelilingi oleh Hitodama, arwah yang berwujud api.
Yurei tidak gentayangan secara leluasa. Mereka selalu gentayangan tidak jauh dari tempat mereka meninggal. Orang Jepang percaya bahwa Yurei mulai gentayangan pada saat gerbang dunia roh dan dunia manusia hampir menyatu yaitu pada jam 2-3 pagi.
Yurei sendiri pun terbagi menjadi beberapa jenis berdasarkan cara mereka meninggal…
Onryo: adalah roh gentayangan yang mempunyai rasa dendam. Mereka akan memburu orang-orang yang telah menyakitinya.
Goryo: adalah roh gentayangan yang juga mempunyai rasa dendam. Pada saat masih hidup mereka adalah orang-orang yang terpandang, kaya raya, atau mempunyai jabatan tinggi.
Ubume: adalah roh seorang ibu yang meninggal pada saat melahirkan atau roh yang meninggalkan anak-anaknya yang masih kecil. Karena masih sayang pada anak-anaknya, mereka tidak rela untuk pergi ke dunia fana.
Funayurei: adalah roh orang-orang yang meninggal di laut.
Zashiki-warashi: adalah roh anak-anak. Mereka umumnya tidak berbahaya, tapi cukup nakal untuk mengganggu yang masih hidup.
Coba lihat dibelakangmu!
Tsuchinoko: Hewan Mitos Dari Jepang
Tsuchinoko = ツチノコ
Tsuchinoko, hewan mistik dari cerita dongeng atau mitos Jepang sejak jaman dulu, rupanya sangat terkenal untuk dijadikan bahan pembicaraan.
Tsuchinoko mempunyai bentuk seperti ular dengan panjang antara 30-80 cm dengan bagian tengah tubuhnya lebih lebar dari kepalanya dan mempunyai taring juga racun yang sama dengan ular.
Berdasarkan cerita legenda, tsuchinoko mempunyai kemampuan berbicara dengan manusia dan cenderung sering berbohong. Beberapa juga percaya kalau Tsuchinoko menyukai alkohol dan sanggup meloncat sejauh 1 meter.
Apakah tsuchinoko benar-benar ada? Selama ini belum pernah ada orang yang mendapatkan bukti fisiknya, meskipun sudah ribuan orang dari seluruh Jepang melaporkan pernah melihatnya secara samar-samar.
By : Putri Lilis Suryandari Sk-201
Tidak ada komentar:
Posting Komentar