Senin, 07 November 2011

Upacara Tradisional Dan Festival Jepang

Upacara tradisional di Jepang kebanyakan berasal dari China. Hingga saat ini beberapa keluarga di Jepang masih menyelenggarakan upacara-upacara tradisional, meski pun beberapa diantaranya sudah mulai lenyap.
Adapun upacara yang masih dilaksanakan hingga saat ini adalah sebagai berikut:
·         Oshogatsu
Pada akhir bulan Desember orang jepang akan sibuk mempersiapkan perayaan tahun baru. mereka juga membuat kue mochi.  Adakalanya mereka memuat kue mochi beramai-ramai dengan mengenakan pakaian khas sambil diiringi semacam nyanyian atau kata-kata pemberi semangat. Pada tanggal 31 Desember di malam hari menjelang pukul 12 malam, mereka banyak yg menuju kuil ataupun menunggu di rumah. Merka menunggu lonceng berdebtang yang menandakan bergantinya tahun. Bunyi lonceng tersebut dinamakan JOYA NO KANE.
joya2
Orang Jepang pada bula Januari menyelenggarakan upacara Tahun Baru (oshogatsu). tahun baru bagi orang Jepang adalah sesuatu yang sangat penting. Orang-orang yang merantau untuk bekerja akan pulang ke kampung halamannya untuk merayakan tahun baru bersama keluarga.
Pada umumnya kantor, perusahaan ataupun pertokoan di Jepang akan meliburkan diri kurang lebih 4 hari, bahkan ada yang libur hingga 1 minggu.
Menjelang tahun baru mereka membersihkan rumah dan menghiasinya dengan sejenis tali yang dianggap suci, tali tersebut dalam bahasa Jepang disebut Shimenawa.
oshogatsu
Selain itu di kiri dan kanan pintu masuk dihiasi pohon cemara yang dalam bahasa jepang di sebut Kado Matsu.
kadomatsu
Para ibu memasak masakan yang tahan lama dan merupakan masakan khas tahun baru.
Orang Jepang mulai tanggal 1 Januari sampai kurang lebih 3 hari, tidak boleh melakukan kegiatan memasak terutama membuang sampah.
mochi
Pada tanggal 1 Januari mereka memakan ku Mochi yang terbuat dari ketan semacam ulen, dengan sup ozoni, yaitu sup yang terbuat dari sayur dan akar juga batang tumbuh-tumbuhan. Sup ini hanya dihidangkan pada acara tertentu.
ozouni_japanese_soup
orang Jepang pada pagi hari banyak yang pergi ke kuil-kuil Budha atau ke tempat-tempat suci agama Shinto.
·         Setsubun
Pada bula Februari orang Jepang mengadakan upacra Setsubun. Upacara ini sebagia tanda bahwa musim dingin yang panjang telah berakhir. Pada malam hari di waktu Setsubun, mereka mengadakan upacara mengusir setan dengan cara menabur-naburkan kacang. Adapun maksudnya adalah mengusir roh jahat dan mengundang dewa keberuntungan untuk masuk ke dalam rumah.
·         Hinamatsuri
Hinamatsuri adalah upacara tradisional untuk anak perempuan yang dilaksanakan pada tanggal 3 Maret setiap tahun.  Keluarga Jepang yang mempunyai anak perempuan akan menghias rumahnya dengan boneka-boneka Hina yang sudah merupakan 1 set pada tanggal tersebut.
hina
Besar kecilnya boneka tersebut tergantung pada kemampuan masing-masing. Pada hari ini anak-anak perempuan mengenakan kimoni yang bagus, saling berkunjung dengan teman dekatnya, dan duduk di depan boneka Hina sambil berbincang dan menikmati hidangan dengan riang gembira.
·         Koinobori
Koinobori adalah pesta anak laki-laki. Upacara ini dilaksanakan pada tanggal 5 Mei. Seperti halnya pesta Hina, pada pesta Koinobori pun keluarga Jepang yang memiliki anak laki-laki memajang boneka yang gagah perkasa atau pahlawan di dalam rumah.
Diluar rumah didirikan bendera yang berbentuk ikan yang mempunyai ekor yang panjang.
koinobori
Bendera itu melambangkan ikan yang gagah perkasa dan dapat menaiki air terjun. Diharapkan supaya anak laki-laki itu  dapat hidup gagah berani seperti yang dilambangkan oleh ikan tersebut.
·         Tanabata
Tanabata adalah festival bintang. Hal ini merupakan cerita atau kisah romantik dari China. Festival ini terdapat pada tanggal 7 Juli. Menurut kepercayaan mereka pada malam tanggal 7 Juli, satu kali dalam 1 tahun, Ushika (bintang sapi) menyebrangi ama no gawa (rasi bima sakti) untuk bertemu dengan Orihime (bintang putri tenun).
tanabata
·         Bon Matsuri
Upacara ini di tujukan untuk arwahRoh para leluhur atau nenek moyang. Di daerah Kanto upacara ini dilaksanakan pada bulan Juli dan di daerah Kansai pada bulan Agustus.
Menurut kepercayaan mereka, pada bulan ini Roh lelulhur atau nenek moyang turun kembali ke bumi. mereka merayakan upacara penyambutan roh nenek moyang mereka kembali ke rumah.
obon2
Pada hari terakhir, mereka juga mengadakan upacara mengantar roh nenek moyang. Mereka menyalakan lampu atau obor dengan tujuan menerangi jalan pulang Roh. di Kyoto ada sebuah gunung yang biasa di pakai untuk membuat semacam api unggun dengan bentuk huruf kanji DAI yang berarti besar di atas gunung tersebut yang akan terlihat kemana-mana.
daimonji
Api yang ada di atas gunung itu disbut DAIMONJI. Pada hari terakhir masyarakat Kyoto beramai-ramai menuju DAIMONJI dengan membawa obor mengantar nenek moyang mereka untuk kembali ke alam baka.
bon-odori
Tarian yang mereka tarikan disebut BON ODORI. Tarian tersebut biasanya dilakukan bersama di luar rumah atau di ruangan besar diikuti dengan bunyi bedug.
·         Shichi Go San
Yang dimaksud sich-go-san disini adalah usia anak. Di Jepang setiap tanggal 15 November merupakan hari upacara anak-anak.
sichi
Para orang tua yang mempunyai anak yang berusia 7 tahun, 5 tahun dan 3 tahun pada hari ini pergi membawa anak-anak tersebut ke kuil-kuil untuk bersembahyang.
shichi-go-san-boy-kyoto-heian-cc-kamoda


Siti Hasanah

Tidak ada komentar:

Posting Komentar