CIRI KHAS DAN KEUNIKAN NEGARA JEPANG
Siapa yang tak mengenal Jepang? Sebuah negara di belahan timur Asia, memiliki luas wilayah 377.819 km2, dan beribukota di Tokyo. Sebuah negara yang walaupun luas wilayahnya kurang lebih satu perlima dari wilayah Indonesia, namun mempunyai tingkat kemajuan teknologi yang tinggi. Jepang merupakan salah satu negara maju baik di Asia, maupun di dunia. Jepang juga memiliki banyak kebudayaan yang sangat dilestarikan oleh pemerintah maupun masyarakatnya.
Selain itu, Jepang memiliki banyak keunikan dan ciri khas yang membedakannya dengan negara lain sehingga ciri khas tersebut dapat dinikmati dengan baik tanpa ada yang menyamainya. Keunikan dan ciri khas Jepang baik negara ataupun masyarakatnya dapat dilihat dari cara berpakaian, makanan, perumahan, dan kepribadian bangsanya, yang begitu menghargai waktu. Serta yang sangat membuat Jepang terkenal di dunia adalah kemajuan teknologinya yang setara dengan negara-negara maju di Eropa atau Amerika, dan kebudayaannya yang unik.
Salah satu keunikan dan ciri khas negara Jepang adalah kebudayaannya. Sepanjang sejarahnya, Jepang telah menyerap banyak gagasan dari negara-negara lain termasuk teknologi, adat-istiadat, dan bentuk-bentuk pengungkapan kebudayaan. Jepang telah mengembangkan masukan-masukan dari luar tersebut. Bahkan gaya hidup orang Jepang dewasa ini merupakan perpaduan budaya tradisional di bawah pengaruh Asia dan budaya modern Barat. Namun terlepas dari semua hal di atas, Jepang tetap mempertahankan dan melestarikan kebudayaan aslinya.
Kebudayaan Jepang dewasa ini sangat beragam. Para remaja putri yang mempelajari kebudayaan tradisional Jepang seperti upacara minum teh (chadou) dan merangkai bunga (kadou) sekalipun senang pergi menonton pertandingan olah raga. Begitu pula di kota – kota, bukanlah pemandangan yang mengherankan manakala terlihat kuil – kuil kuno tegak berdampingan dengan gedung – gedung pencakar langit. Inilah kebudayaan Jepang dewasa ini sebagai gabungan yang mengagumkan antara Kebudayaan lama dan kuno, antara Timur dan Barat.
Seiring dengan kemajuan media informasi, informasi dengan mudah mengalir masuk dan hal – hal baru pun dengan cepat tersebar luas di Jepang. Namun kebudayaan tradisional seperti festival tradisional dan gaya hidup yang sudah berurat berakar di setiap daerah masih tetap melekat sebagai ciri khas daerah tersebut.
Kebudayaan asli Jepang yang sering disebut sebagai kebudayaan tradisional itu salah satunya adalah seni pertunjukkan. Seni pertunjukkan tradisional yang masih berjaya di Jepang adalah kabuki, noh, kyogen, dan bunraku.
Kabuki adalah sebuah bentuk teater klasik yang mengalami evolusi pada awal abad ke-17. ciri khasnya berupa irama kalimat demi kalimat yang diucapkan oleh para aktor, kostum yang super-mewah, make-up yang mencolok (kumadori), serta penggunaan peralatan mekanis untuk mencapai efek-efek khusus di panggung. Make-up menonjolkan sifat dan suasana hati tokoh yang dibawakan aktor. Kebanyakan lakon mengambil tema masa abad pertengahan atau zaman Edo, dan semua aktor, sekalipun yang memainkan peranan sebagai wanita, adalah pria.
Noh adalah bentuk teater musikal yang tertua di Jepang. Penceritaan tidak hanya dilakukan dengan dialog tapi juga dengan utai (nyanyian), hayashi (iringan musik), dan tari-tarian. Ciri khas lainnya adalah sang aktor utama yang berpakaian kostum sutera bersulam warna-warni, dan mengenakan topeng kayu berlapis lacquer. Topeng-topeng itu menggambarkan tokoh-tokoh seperti orang yang sudah tua, wanita muda atau tua, dewa, hantu, dan anak laki-laki.
Kyogen adalah sebuah bentuk teater klasik lelucon yang dipagelarkan dengan aksi dan dialog yang amat bergaya. Ditampilkan di sela-sela pagelaran noh, meski sekarang terkadang ditampilkan secara tunggal.
Bunraku, yang menjadi populer sekitar akhir abad ke-16, merupakan jenis teater boneka yang dimainkan dengan iringan nyanyian bercerita dan musik yang dimainkan dengan shamisen (alat musik petik berdawai tiga). Bunraku dikenal sebagai salah satu bentuk teater boneka yang paling halus di dunia.
Berbagai seni tradisional lainnya, seperti upacara minum teh dan ikebana (merangkai bunga), terus hidup sebagai bagian dari kehidupan sehari-hari masyarakat Jepang. Upacara minum teh (sado atau chado) adalah tata-cara yang diatur sangat halus dan teliti untuk menghidangkan dan minum teh hijau matcha (dalam bentuk bubuk). Ada hal yang lebih penting daripada ritual membuat dan menyajikan teh, karena upacara ini merupakan rangkaian seni yang mendalam yang membutuhkan pengetahuan yang luas dan kepekaan yang sangat halus. Sado juga menjajaki tujuan hidup dan mendorong timbulnya apresiasi terhadap alam.
Seni merangkai bunga Jepang yang disebut ikebana, telah mengalami evolusi di Jepang selama tujuh abad, berasal dari sajian bunga Budhis di masa awalnya.
Seni ini berbeda dengan penggunaan bunga yang murni bersifat dekoratif saja, karena setiap unsur dari sebuah karya ikebana dipilih secara sangat cermat termasuk bahan tanaman, wadah di mana ranting dan bunga akan ditempatkan, serta keterkaitan ranting-ranting dengan wadahnya dan ruang di sekitarnya.
Selain kebudayaan tradisional yang telah mengurat akar pada diri masyarakat Jepang, juga terdapat kebudayaan modern. Kebudayaan modern ini meliputi seni musik, film, dan sastra. Kebudayaan modern Jepang berkembang pesat hingga dapat terkenal ke seluruh dunia. Salah satu kebudayaaan modern yang digemari oleh masyarakat adalah film anime (kartun). Telah banyak diciptakan film kartun Jepang yang sukses dan disukai oleh masyarakat. Seiring dengan terkenalnya film-film tersebut, maka nama negara Jepang pun ikut melambung di seluruh negara yang menayangkan film-film itu. Bahkan dapat dikatakan bahwa industri perfilman Jepang tergolong maju, baik film anime (kartun) maupun drama.
Dalam kebudayaan Jepang, terdapat berbagai macam festival kebudayaan yang selalu diselenggarakan setiap tahun. Festival kebudayaan Jepang sangat terkenal ke seluruh dunia. Festival ini tidak hanya diselenggarakan di Jepang, tapi juga di negara-negara lain, contohnya Indonesia.
Salah satu festival kebudayaan Jepang yang sangat terkenal adalah “Festival Tanabata”. Festival ini mencampur sebuah legenda Cina dengan kepercayaan kuno Jepang mengenai dua buah bintang yang terletak di kedua ujung Bimasakti yaitu Bintang Altair (si Pengembala) dan Bintang Vega (si Penenun). Mereka dihukum oleh Raja Dewa karena terlalu banyak bermain sehingga hanya dapat bertemu satu tahun sekali yaitu pada 7 Juli. Festival ini dirayakan pada tanggal 7 Juli.
Pada Festival Tanabata (Festival Bintang), orang-orang menuliskan keinginan pada sebuah kertas warna dan menggantungkannya di pohon bambu. Harapan mereka dipercaya akan terkabul apabila pada hari itu hujan tidak turun.
Seperti halnya Indonesia yang memiliki kebudayaan di masing-masing daerah (propinsi), Jepang juga memiliki kebudayaan masing-masing dan berbeda di setiap daerahnya (dalam hal ini adalah Perfektur). Tiap-tiap daerah mempunyai bahasa daerah, tarian daerah, dan kesenian daerah yang jumlahnya sangat banyak. Dengan banyaknya kebudayaan di tiap-tiap Perfektur, maka kebudayaan nasional Jepang pun sangat banyak.
Kebudayaan Jepang sangat dilestarikan oleh pemerintah dan masyarakatnya. Bahkan di Jepang terdapat hari kebudayaan yang dirayakan pada tanggal 3 November. Masyarakat Jepang sangat mencintai kebudayaannya. Mereka bangga dengan negaranya yang memiliki banyak keunikan dan ciri khas.
Keunikan lain yang termasuk ke dalam kebudayaan Jepang adalah bunga sakura (cherry blossom). Bunga Sakura identik dengan negara Jepang. Bunga ini hingga ke mancanegara dan sudah sangat identik dengan negara tersebut, yaitu sakura.
Sakura memang bunga yang sangat dicintai dan dibanggakan masyarakat Jepang. Ia bahkan menjadi simbol nasional bangsa ini. Para petinggi negara, misalnya, sering menggunakan lambang sakura sebagai label pin pada jas mereka. Bunga sakura juga menjadi desain yang muncul dalam berbagai kerajinan khas Jepang, seperti kimono, yukata, kipas, dan banyak lagi.
Dari kejauhan, bunga sakura tampak agak putih. Sesungguhnya warna bunga ini adalah merah, tapi sangat muda. Sakura mempunyai lima kelopak dan sangat kecil sehingga sulit dinikmati keindahannya secara sendiri-sendiri. Keindahan sakura terletak pada jumlahnya yang sangat banyak memenuhi kanopi pohon dan mekar bersamaan.
Di Jepang, mekarnya sakura menandai awal musim semi. Di ibu kota negara ini, Tokyo, ada beberapa tempat untuk melihat sakura pada awal musim semi. Yang paling populer adalah di sekeliling Istana Raja, Imperial Park yang dikelilingi dengan danau buatan yang indah, Hanzo-bori. Cabang-cabang pohon sakura yang sarat dengan bunga menjuntai dan menjulur ke atas air danau, menimbulkan bayang-bayang yang indah. Di bawah-bawah pohon sakura biasanya muncul pula bunga-bunga kecil berwarna kuning yang membuat suasana tambah cantik.
Mayoritas orang Jepang tidak melewatkan kesempatan setahun sekali berpiknik di bawah naungan sakura. Orang Jepang menyebut kegiatan itu sebagai hana-mi (menonton bunga). Sekalipun bunga sakura sudah mulai mekar pada akhir Maret, biasanya baru pada minggu kedua April diselenggarakan festival sakura yang berarti tumpah-ruahnya masyarakat ke tempat-tempat konsentrasi bunga sakura.
Di samping itu, terdapat juga tradisi di kalangan para petani Jepang, yaitu melakukan upacara minum sake di bawah naungan kanopi bunga sakura. Upacara ini diharap akan menghasilkan panen yang baik pada tahun yang berjalan. Orang Jepang juga percaya bahwa pohon sakura adalah pagar antara Tuhan dan manusia. Oleh karena itu, melakukan hana-mi juga merupakan ritual keagamaan.
Begitu banyaknya hal-hal yang menjadi ciri khas negara Jepang. Sehingga membuat negara ini terkenal di negara-negara lain dan mudah dikenali, karena keunikannya yang tidak dimiliki oleh negara lain.Jepang adalah salah satu negara yang memiliki kebudayaan tinggi dan lestari sepanjang masa, mulai dari zaman dahulu, sekarang, hingga nanti di masa mendatang.
Selain itu, Jepang memiliki banyak keunikan dan ciri khas yang membedakannya dengan negara lain sehingga ciri khas tersebut dapat dinikmati dengan baik tanpa ada yang menyamainya. Keunikan dan ciri khas Jepang baik negara ataupun masyarakatnya dapat dilihat dari cara berpakaian, makanan, perumahan, dan kepribadian bangsanya, yang begitu menghargai waktu. Serta yang sangat membuat Jepang terkenal di dunia adalah kemajuan teknologinya yang setara dengan negara-negara maju di Eropa atau Amerika, dan kebudayaannya yang unik.
Salah satu keunikan dan ciri khas negara Jepang adalah kebudayaannya. Sepanjang sejarahnya, Jepang telah menyerap banyak gagasan dari negara-negara lain termasuk teknologi, adat-istiadat, dan bentuk-bentuk pengungkapan kebudayaan. Jepang telah mengembangkan masukan-masukan dari luar tersebut. Bahkan gaya hidup orang Jepang dewasa ini merupakan perpaduan budaya tradisional di bawah pengaruh Asia dan budaya modern Barat. Namun terlepas dari semua hal di atas, Jepang tetap mempertahankan dan melestarikan kebudayaan aslinya.
Kebudayaan Jepang dewasa ini sangat beragam. Para remaja putri yang mempelajari kebudayaan tradisional Jepang seperti upacara minum teh (chadou) dan merangkai bunga (kadou) sekalipun senang pergi menonton pertandingan olah raga. Begitu pula di kota – kota, bukanlah pemandangan yang mengherankan manakala terlihat kuil – kuil kuno tegak berdampingan dengan gedung – gedung pencakar langit. Inilah kebudayaan Jepang dewasa ini sebagai gabungan yang mengagumkan antara Kebudayaan lama dan kuno, antara Timur dan Barat.
Seiring dengan kemajuan media informasi, informasi dengan mudah mengalir masuk dan hal – hal baru pun dengan cepat tersebar luas di Jepang. Namun kebudayaan tradisional seperti festival tradisional dan gaya hidup yang sudah berurat berakar di setiap daerah masih tetap melekat sebagai ciri khas daerah tersebut.
Kebudayaan asli Jepang yang sering disebut sebagai kebudayaan tradisional itu salah satunya adalah seni pertunjukkan. Seni pertunjukkan tradisional yang masih berjaya di Jepang adalah kabuki, noh, kyogen, dan bunraku.
Kabuki adalah sebuah bentuk teater klasik yang mengalami evolusi pada awal abad ke-17. ciri khasnya berupa irama kalimat demi kalimat yang diucapkan oleh para aktor, kostum yang super-mewah, make-up yang mencolok (kumadori), serta penggunaan peralatan mekanis untuk mencapai efek-efek khusus di panggung. Make-up menonjolkan sifat dan suasana hati tokoh yang dibawakan aktor. Kebanyakan lakon mengambil tema masa abad pertengahan atau zaman Edo, dan semua aktor, sekalipun yang memainkan peranan sebagai wanita, adalah pria.
Noh adalah bentuk teater musikal yang tertua di Jepang. Penceritaan tidak hanya dilakukan dengan dialog tapi juga dengan utai (nyanyian), hayashi (iringan musik), dan tari-tarian. Ciri khas lainnya adalah sang aktor utama yang berpakaian kostum sutera bersulam warna-warni, dan mengenakan topeng kayu berlapis lacquer. Topeng-topeng itu menggambarkan tokoh-tokoh seperti orang yang sudah tua, wanita muda atau tua, dewa, hantu, dan anak laki-laki.
Kyogen adalah sebuah bentuk teater klasik lelucon yang dipagelarkan dengan aksi dan dialog yang amat bergaya. Ditampilkan di sela-sela pagelaran noh, meski sekarang terkadang ditampilkan secara tunggal.
Bunraku, yang menjadi populer sekitar akhir abad ke-16, merupakan jenis teater boneka yang dimainkan dengan iringan nyanyian bercerita dan musik yang dimainkan dengan shamisen (alat musik petik berdawai tiga). Bunraku dikenal sebagai salah satu bentuk teater boneka yang paling halus di dunia.
Berbagai seni tradisional lainnya, seperti upacara minum teh dan ikebana (merangkai bunga), terus hidup sebagai bagian dari kehidupan sehari-hari masyarakat Jepang. Upacara minum teh (sado atau chado) adalah tata-cara yang diatur sangat halus dan teliti untuk menghidangkan dan minum teh hijau matcha (dalam bentuk bubuk). Ada hal yang lebih penting daripada ritual membuat dan menyajikan teh, karena upacara ini merupakan rangkaian seni yang mendalam yang membutuhkan pengetahuan yang luas dan kepekaan yang sangat halus. Sado juga menjajaki tujuan hidup dan mendorong timbulnya apresiasi terhadap alam.
Seni merangkai bunga Jepang yang disebut ikebana, telah mengalami evolusi di Jepang selama tujuh abad, berasal dari sajian bunga Budhis di masa awalnya.
Seni ini berbeda dengan penggunaan bunga yang murni bersifat dekoratif saja, karena setiap unsur dari sebuah karya ikebana dipilih secara sangat cermat termasuk bahan tanaman, wadah di mana ranting dan bunga akan ditempatkan, serta keterkaitan ranting-ranting dengan wadahnya dan ruang di sekitarnya.
Selain kebudayaan tradisional yang telah mengurat akar pada diri masyarakat Jepang, juga terdapat kebudayaan modern. Kebudayaan modern ini meliputi seni musik, film, dan sastra. Kebudayaan modern Jepang berkembang pesat hingga dapat terkenal ke seluruh dunia. Salah satu kebudayaaan modern yang digemari oleh masyarakat adalah film anime (kartun). Telah banyak diciptakan film kartun Jepang yang sukses dan disukai oleh masyarakat. Seiring dengan terkenalnya film-film tersebut, maka nama negara Jepang pun ikut melambung di seluruh negara yang menayangkan film-film itu. Bahkan dapat dikatakan bahwa industri perfilman Jepang tergolong maju, baik film anime (kartun) maupun drama.
Dalam kebudayaan Jepang, terdapat berbagai macam festival kebudayaan yang selalu diselenggarakan setiap tahun. Festival kebudayaan Jepang sangat terkenal ke seluruh dunia. Festival ini tidak hanya diselenggarakan di Jepang, tapi juga di negara-negara lain, contohnya Indonesia.
Salah satu festival kebudayaan Jepang yang sangat terkenal adalah “Festival Tanabata”. Festival ini mencampur sebuah legenda Cina dengan kepercayaan kuno Jepang mengenai dua buah bintang yang terletak di kedua ujung Bimasakti yaitu Bintang Altair (si Pengembala) dan Bintang Vega (si Penenun). Mereka dihukum oleh Raja Dewa karena terlalu banyak bermain sehingga hanya dapat bertemu satu tahun sekali yaitu pada 7 Juli. Festival ini dirayakan pada tanggal 7 Juli.
Pada Festival Tanabata (Festival Bintang), orang-orang menuliskan keinginan pada sebuah kertas warna dan menggantungkannya di pohon bambu. Harapan mereka dipercaya akan terkabul apabila pada hari itu hujan tidak turun.
Seperti halnya Indonesia yang memiliki kebudayaan di masing-masing daerah (propinsi), Jepang juga memiliki kebudayaan masing-masing dan berbeda di setiap daerahnya (dalam hal ini adalah Perfektur). Tiap-tiap daerah mempunyai bahasa daerah, tarian daerah, dan kesenian daerah yang jumlahnya sangat banyak. Dengan banyaknya kebudayaan di tiap-tiap Perfektur, maka kebudayaan nasional Jepang pun sangat banyak.
Kebudayaan Jepang sangat dilestarikan oleh pemerintah dan masyarakatnya. Bahkan di Jepang terdapat hari kebudayaan yang dirayakan pada tanggal 3 November. Masyarakat Jepang sangat mencintai kebudayaannya. Mereka bangga dengan negaranya yang memiliki banyak keunikan dan ciri khas.
Keunikan lain yang termasuk ke dalam kebudayaan Jepang adalah bunga sakura (cherry blossom). Bunga Sakura identik dengan negara Jepang. Bunga ini hingga ke mancanegara dan sudah sangat identik dengan negara tersebut, yaitu sakura.
Sakura memang bunga yang sangat dicintai dan dibanggakan masyarakat Jepang. Ia bahkan menjadi simbol nasional bangsa ini. Para petinggi negara, misalnya, sering menggunakan lambang sakura sebagai label pin pada jas mereka. Bunga sakura juga menjadi desain yang muncul dalam berbagai kerajinan khas Jepang, seperti kimono, yukata, kipas, dan banyak lagi.
Dari kejauhan, bunga sakura tampak agak putih. Sesungguhnya warna bunga ini adalah merah, tapi sangat muda. Sakura mempunyai lima kelopak dan sangat kecil sehingga sulit dinikmati keindahannya secara sendiri-sendiri. Keindahan sakura terletak pada jumlahnya yang sangat banyak memenuhi kanopi pohon dan mekar bersamaan.
Di Jepang, mekarnya sakura menandai awal musim semi. Di ibu kota negara ini, Tokyo, ada beberapa tempat untuk melihat sakura pada awal musim semi. Yang paling populer adalah di sekeliling Istana Raja, Imperial Park yang dikelilingi dengan danau buatan yang indah, Hanzo-bori. Cabang-cabang pohon sakura yang sarat dengan bunga menjuntai dan menjulur ke atas air danau, menimbulkan bayang-bayang yang indah. Di bawah-bawah pohon sakura biasanya muncul pula bunga-bunga kecil berwarna kuning yang membuat suasana tambah cantik.
Mayoritas orang Jepang tidak melewatkan kesempatan setahun sekali berpiknik di bawah naungan sakura. Orang Jepang menyebut kegiatan itu sebagai hana-mi (menonton bunga). Sekalipun bunga sakura sudah mulai mekar pada akhir Maret, biasanya baru pada minggu kedua April diselenggarakan festival sakura yang berarti tumpah-ruahnya masyarakat ke tempat-tempat konsentrasi bunga sakura.
Di samping itu, terdapat juga tradisi di kalangan para petani Jepang, yaitu melakukan upacara minum sake di bawah naungan kanopi bunga sakura. Upacara ini diharap akan menghasilkan panen yang baik pada tahun yang berjalan. Orang Jepang juga percaya bahwa pohon sakura adalah pagar antara Tuhan dan manusia. Oleh karena itu, melakukan hana-mi juga merupakan ritual keagamaan.
Begitu banyaknya hal-hal yang menjadi ciri khas negara Jepang. Sehingga membuat negara ini terkenal di negara-negara lain dan mudah dikenali, karena keunikannya yang tidak dimiliki oleh negara lain.Jepang adalah salah satu negara yang memiliki kebudayaan tinggi dan lestari sepanjang masa, mulai dari zaman dahulu, sekarang, hingga nanti di masa mendatang.
Siti Hasanah
iti
Tidak ada komentar:
Posting Komentar