Senin, 07 November 2011

ruanglingkup budaya indonesia

Macam-Macam Kebudayaan Indonesia

Budaya Indonesia adalah seluruh kebudayaan nasional, kebudayaan lokal, maupun kebudayaan asal asing yang telah ada di Indonesia sebelum Indonesia merdeka pada tahun 1945.

Kebudayaan nasional

Kebudayaan nasional secara mudah dimengerti sebagai kebudayaan yang diakui sebagai identitas nasional. Definisi kebudayaan nasional menurut TAP MPR No.II tahun 1998, yakni:

{{cquote2|Kebudayaan nasional yang berlandaskan Pancasila adalah perwujudan cipta, karya dan karsa bangsa Indonesia dan merupakan keseluruhan daya upaya manusia Indonesia untuk mengembangkan harkat dan martabat sebagai bangsa, serta diarahkan untuk memberikan wawasan dan makna pada pembangunan nasional dalam segenap bidang kehidupan bangsa. Dengan demikian Pembangunan Nasional merupakan pembangunan yang berbudaya.[1]

Disebutkan juga pada pasal selanjutnya bahwa kebudayaan nasional juga mencermikan nilai-nilai luhur bangsa. Tampaklah bahwa batasan kebudayaan nasional yang dirumuskan oleh pemerintah berorientasi pada pembangunan nasional yang dilandasi oleh semangat Pancasila.

Kebudayaan nasional dalam pandangan Ki Hajar Dewantara adalah “puncak-puncak dari kebudayaan daerah”. Kutipan pernyataan ini merujuk pada paham kesatuan makin dimantapkan, sehingga ketunggalikaan makin lebih dirasakan daripada kebhinekaan. Wujudnya berupa negara kesatuan, ekonomi nasional, hukum nasional, serta bahasa nasional. Definisi yang diberikan oleh Koentjaraningrat dapat dilihat dari peryataannya: “yang khas dan bermutu dari suku bangsa mana pun asalnya, asal bisa mengidentifikasikan diri dan menimbulkan rasa bangga, itulah kebudayaan nasional”. Pernyataan ini merujuk pada puncak-puncak kebudayaan daerah dan kebudayaan suku bangsa yang bisa menimbulkan rasa bangga bagi orang Indonesia jika ditampilkan untuk mewakili identitas bersama.[2]

Pernyataan yang tertera pada GBHN tersebut merupakan penjabaran dari UUD 1945 Pasal 32. Dewasa ini tokoh-tokoh kebudayaan Indonesia sedang mempersoalkan eksistensi kebudayaan daerah dan kebudayaan nasional terkait dihapuskannya tiga kalimat penjelasan pada pasal 32 dan munculnya ayat yang baru. Mereka mempersoalkan adanya kemungkinan perpecahan oleh kebudayaan daerah jika batasan mengenai kebudayaan nasional tidak dijelaskan secara gamblang.

Sebelum di amandemen, UUD 1945 menggunakan dua istilah untuk mengidentifikasi kebudayaan daerah dan kebudayaan nasional. Kebudayaan bangsa, ialah kebudayaan-kebudayaan lama dan asli yang terdapat sebagi puncak-puncak di daerah-daerah di seluruh Indonesia, sedangkan kebudayaan nasional sendiri dipahami sebagai kebudayaan angsa yang sudah berada pada posisi yang memiliki makna bagi seluruh bangsa Indonesia. Dalam kebudayaan nasional terdapat unsur pemersatu dari Banga Indonesia yang sudah sadar dan menglami persebaran secara nasional. Di dalamnya terdapat unsur kebudayaan bangsa dan unsur kebudayaan asing, serta unsur kreasi baru atau hasil invensi nasional. [3]

Kebudayaan daerah

Seluruh kebudayaan daerah yang berasal dari kebudayaan beraneka ragam suku-suku di Indonesia merupakan bagian integral daripada kebudayaan Indonesia.

Kebudayaan Indonesia walau beraneka ragam, namun pada dasarnya terbentuk dan dipengaruhi oleh kebudayaan besar lainnya seperti kebudayaan Tionghoa, kebudayaan India dan kebudayaan Arab. Kebudayaan India terutama masuk dari penyebaran agama Hindu dan Buddha di Nusantara jauh sebelum Indonesia terbentuk. Kerajaan-kerajaan yang bernafaskan agama Hindu dan Budha sempat mendominasi Nusantara pada abad ke-5 Masehi ditandai dengan berdirinya kerajaan tertua di Nusantara, Kutai, sampai pada penghujung abad ke-15 Masehi.

Kebudayaan Tionghoa masuk dan mempengaruhi kebudayaan Indonesia karena interaksi perdagangan yang intensif antara pedagang-pedagang Tionghoa dan Nusantara (Sriwijaya). Selain itu, banyak pula yang masuk bersama perantau-perantau Tionghoa yang datang dari daerah selatan Tiongkok dan menetap di Nusantara. Mereka menetap dan menikahi penduduk lokal menghasilkan perpaduan kebudayaan Tionghoa dan lokal yang unik. Kebudayaan seperti inilah yang kemudian menjadi salah satu akar daripada kebudayaan lokal modern di Indonesia semisal kebudayaan Jawa dan Betawi.

Kebudayaan Arab masuk bersama dengan penyebaran agama Islam oleh pedagang-pedagang Arab yang singgah di Nusantara dalam perjalanan mereka menuju Tiongkok.

Kedatangan penjelajah dari Eropa sejak abad ke-16 ke Nusantara, dan penjajahan yang berlangsung selanjutnya, membawa berbagai bentuk kebudayaan Barat dan membentuk kebudayaan Indonesia modern sebagaimana yang dapat dijumpai sekarang. Teknologi, sistem organisasi dan politik, sistem sosial, berbagai elemen budaya seperti boga, busana, perekonomian, dan sebagainya, banyak mengadopsi kebudayaan Barat yang lambat-laun terintegrasi dalam masyarakat.

Wujud kebudayaan daerah di Indonesia

Kebudayaan daerah tercermin dalam berbagai aspek kehidupan masyarakat di seluruh daerah di Indonesia. Setiap saerah memilki ciri khas kebudayaan yang berbeda.

Rumah adat













Rumah gadang, rumah adat sumatera barat

Aceh

Sumatera Barat : Rumah Gadang

Sumatera Selatan : Rumah Limas

Jawa : Joglo

Papua : Honai

Sulawesi Selatan : Tongkonang (Tana Toraja), Bola Soba (Bugis Bone), Balla Lompoa (Makassar Gowa)

Sulawesi Tenggara: Istana buton

Sulawesi Utara: Rumah Panggung

Kalimantan Barat: Rumah Betang

Nusa Tenggara Timur: Lopo

Tarian

Jawa: Bedaya, Kuda Lumping, Reog.

Bali: Kecak, Barong/ Barongan, Pendet.

Maluku: Cakalele, Orlapei, Katreji

Aceh: Saman, Seudati.

Minangkabau: Tari Piring, Tari Payung, Tari Indang, Tari Randai, Tari Lilin

Betawi: Yapong

Sunda: Jaipong, Reog, Tari Topeng

Timor NTT: Likurai, Bidu, Tebe, Bonet, Pado'a, Rokatenda, Caci

Batak Toba & Suku Simalungun: Tortor

Sulawesi Selatan: Tari Pakkarena, Tarian Anging Mamiri, Tari Padduppa, Tari 4 Etnis

Pesisir Sibolga/Tapteng: Tari Sapu Tangan , Tari Adok , Tari Anak , Tari Pahlawan , Tari Lagu Duo , Tari Perak , Tari Payung .

Riau : ( Persembahan, Zapin, Rentak bulian, Serampang dua Belas )

lampung : ( bedana, sembah, tayuhan, sigegh, labu kayu )

irian jaya:



Tari saman dari Aceh


Lagu

Jakarta: Kicir-kicir, Jali-jali, Lenggang Kangkung.

Maluku : Rasa Sayang-sayange, Ayo Mama

Melayu : Soleram, Tanjung Katung

Minangkabau : Kampuang nan Jauh di Mato, Kambanglah Bungo, Indang Sungai Garinggiang

Aceh : Bungong Jeumpa

Ampar-Ampar Pisang (Kalimantan Selatan)

Anak Kambing Saya (Nusa Tenggara Timur)

Oras Loro Malirin, Sonbilo, Tebe Onana, Ofalangga, Do Hawu, Bolelebo, Lewo Ro Piring Sina, Bengu Re Le Kaju, Aku Retang, Gaila Ruma Radha Nusa Tenggara Timur

Angin Mamiri (Sulawesi Selatan)

Anju Ahu (Sumatera Utara)

Apuse (Papua)

Ayam Den Lapeh (Sumatera Barat)

Barek Solok (Sumatera Barat)

Batanghari (Jambi)

Bubuy Bulan (Jawa Barat)

Buka Pintu (Maluku)

Bungo Bangso (Sumatera Utara)

Bungong Jeumpa (Aceh)

Burung Tantina (Maluku)

Butet (Sumatera Utara)

Cik-Cik Periuk (Kalimantan Barat)

Cikala Le Pongpong (Sumatera Utara)

Cing Cangkeling (Jawa Barat)

Cuk Mak Ilang (Sumatera Selatan)

Dago Inang Sarge (Sumatera Utara)

Dayung Palinggam (Sumatera Barat)

Dayung Sampan (Banten)

Dek Sangke (Sumatera Selatan)

Desaku (Nusa Tenggara Timur)

Esa Mokan (Sulawesi Utara)

Es Lilin (Jawa Barat)

Gambang Suling (Jawa Tengah)

Gek Kepriye (Jawa Tengah)

Goro-Gorone (Maluku)

Gending Sriwijaya (Sumatera Selatan)

Gundul Pacul (Jawa Tengah)

Helele U Ala De Teang (Nusa Tenggara Barat)

Huhatee (Maluku)

Ilir-Ilir (Jawa Tengah)

Indung-Indung (Kalimantan Timur)

Injit-Injit Semut (Jambi)

Jali-Jali (Jakarta)

Jamuran (Jawa Tengah)

Kabile-Bile (Sumatera Selatan)

Kalayar (Kalimantan Tengah)

Kambanglah Bungo (Sumatera Barat)

Kampuang Nan Jauh Di Mato (Sumatera Barat)

Ka Parak Tingga (Sumatera Barat)

Karatagan Pahlawan (Jawa Barat)

Keraban Sape (Jawa Timur)

Keroncong Kemayoran (Jakarta)

Kicir-Kicir (Jakarta)

Kole-Kole (Maluku)

Lalan Belek (Bengkulu)

Lembah Alas (Aceh)

Lisoi (Sumatera Utara)

Madekdek Magambiri (Sumatera Utara)

Malam Baiko (Sumatera Barat)

Mande-Mande (Maluku)

Manuk Dadali (Jawa Barat)

Ma Rencong (Sulawesi Selatan)

Mejangeran (Bali)

Mariam Tomong (Sumatera Utara)

Moree (Nusa Tenggara Barat)

Nasonang Dohita Nadua (Sumatera Utara)

O Ina Ni Keke (Sulawesi Utara)

Ole Sioh (Maluku)

Orlen-Orlen (Nusa Tenggara Barat)

O Ulate (Maluku)

Pai Mura Rame (Nusa Tenggara Barat)

Pakarena (Sulawesi Selatan)

Panon Hideung (Jawa Barat)

Paris Barantai (Kalimantan Selatan)

Peia Tawa-Tawa (Sulawesi Tenggara)

Peuyeum Bandung (Jawa Barat)

Pileuleuyan (Jawa Barat)

Pinang Muda (Jambi)

Piso Surit (Aceh)

Pitik Tukung (Yogyakarta)

Flobamora, Potong Bebek Angsa (Nusa Tenggara Timur)

Rambadia (Sumatera Utara)

Rang Talu (Sumatera Barat)

Rasa Sayang-Sayange (Maluku)

Ratu Anom (Bali)

Saputangan Bapuncu Ampat (Kalimantan Selatan)

Sarinande (Maluku)

Selendang Mayang (Jambi)

Sengko-Sengko (Sumatera Utara)

Siboga Tacinto (Sumatera Utara)

Sinanggar Tulo (Sumatera Utara)

Sing Sing So (Sumatera Utara)

Sinom (Yogyakarta)

Si Patokaan (Sulawesi Utara)

Sitara Tillo (Sulawesi Utara)

Soleram (Riau)

Surilang (Jakarta)

Suwe Ora Jamu (Yogyakarta)

Tanduk Majeng (Jawa Timur)

Tanase (Maluku)

Tapian Nauli (Sumatera Utara)

Tebe Onana (Nusa Tenggara Barat)

Te Kate Dipanah (Yogyakarta)

Tokecang (Jawa Barat)

Tope Gugu (Sulawesi Tengah)

Tumpi Wayu (Kalimantan Tengah)

Tutu Koda (Nusa Tenggara Barat)

Terang Bulan (Jakarta)

Yamko Rambe Yamko (Papua)

Bapak Pucung (Jawa Tengah)

Stasiun Balapan, Didi Kempot (Jawa Tengah)

bulu londong, malluya, io-io, ma'pararuk (Sulawesi Barat)

Musik

Jakarta: Keroncong Tugu.

Maluku :

Melayu : Hadrah, Makyong, Ronggeng

Minangkabau :

Aceh :

Makassar : Gandrang Bulo, Sinrilik

Pesisir Sibolga/Tapteng : Sikambang

Alat musik






Jawa: Gamelan.

Nusa Tenggara Timur: Sasando, Gong dan Tambur, Juk Dawan, Gitar Lio.

Gendang Bali

Gendang Karo

Gendang Melayu

Gandang Tabuik

Sasando

Talempong

Tifa

Saluang

Rebana

Bende

Kenong

Keroncong

Serunai

Jidor

Suling Lembang

Suling Sunda

Dermenan

Saron

Kecapi

Bonang

Kendang Jawa

Angklung

Calung

Kulintang

Gong Kemada

Gong Lambus

Rebab

Tanggetong

Gondang Batak

Kecapi, kesok-Kesok Bugis-makassar, dan sebagainya

Gambar

Jawa: Wayang.

Tortor: Batak

Patung

Jawa: Patung Buto, patung Budha.

Bali: Garuda.

Irian Jaya: Asmat.

Pakaian

Jawa: Batik.

Sumatra Utara: Ulos, Suri-suri, Gotong.

Sumatra Utara, Sibolga: Anak Daro & Marapule.

Sumatra Barat/ Melayu:

sumatra selatanSongket

Lampung : Tapis

Sasiringan

Tenun Ikat Nusa Tenggara Timur

Bugis - MakassarBaju Bodo dan Jas Tutup, Baju La'bu

Suara

Jawa: Sinden.

Sumatra: Tukang cerita.

Talibun : (Sibolga, Sumatera Utara)

Sastra/tulisan

Jawa: Babad Tanah Jawa, karya-karya Ronggowarsito.

Bali: karya tulis di atas Lontar.

Sumatra bagian timur (Melayu): Hang Tuah

Sulawesi Selatan Naskah Tua Lontara

Timor Ai Babelen, Ai Kanoik

Shabrina fildza puteri

Tidak ada komentar:

Posting Komentar