Senin, 07 November 2011

PAWAI BUDAYA NUSANTARA 2008: Melestarikan Kembali Kebudayaan Tanah Air Indonesia

PAWAI BUDAYA NUSANTARA 2008: Melestarikan Kembali Kebudayaan Tanah Air Indonesia




 
Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) memang begitu kaya akan adat-istiadatnya, begitu juga dengan beragam suku dan budaya yang terdapat di dalamnya. Semua jelas terlihat pada saat acara Pawai Budaya Nusantara 2008. Event ini diselenggarakan sebagai puncak peringatan hari kemerdekaan Republik Indonesia ke-63.
Dengan diikuti oleh seluruh provinsi se-Indonesia, para peserta dari masing-masing provinsi menampilkan kebudayaan mereka di hadapan Presiden Susilo Bambang yudhoyono didampingi Ibu Ani Yudhoyono serta Wapres M. Jusuf Kalla didampingi oleh Ibu Mufidah Jusuf Kalla. Hadir juga pada kesempatan itu para Menteri Kabinet Indonesia Bersatu. Event ini merupakan yang keempat kalinya.
Pagelaran budaya nusantara kali ini memang begitu berbeda. Pada event-event sebelumnya para peserta pawai hanya melewati depan Istana Kepresidenan. Tapi kali ini, para peserta masuk ke dalam area Istana dan menampilkan kebudayaan setiap provinsi-nya masing-masing yang berdurasi sekitar + 4 menit.

Seperti kontingen dari Jawa Tengah yang menampilkan kebudayaan Kethek Ogleng, Bangka Belitung menampilkan tarian Pelepah Adat, Maluku dengan Tifa Siwalima, Kalimantan Tengah dengan upacara Wadian Bulat Ngamuan Gunung Perak,  serta tor-tor dari Sumatera Utara. Juga ditampilkan Budaya Wana dari Morowali – Sulawesi Tengah dan Pakaian Tradisional Papua Barat.

Adapun rute yang ditempuh oleh para peserta pawai yaitu dimulai dari Jl. Medan Merdeka Utara, menyusuri jalan Medan Merdeka Barat, berbelok ke kiri di Tugu Kuda, masuk ke jalan Medan Merdeka Selatan dan berakhir di lapangan parkir Silang Monas Jakarta.
Selain melakukan pawai yang diikuti oleh 3.570 orang dengan mengenakan pakaian adat,  menampilkan tarian-tarian tradisional, beragam atraksi serta diramaikan kendaraan hias. Penampilan para peserta juga dinilai oleh para Tim Juri yang terdiri dari lima seniman senior yaitu: Wiwik Sipala, Edi Sedyawati, Sentot Sudiharto, Boy G Sakti dan Dwiki Dharmawan, dengan memperebutkan penghargaan berupa Piala Presiden Republik Indonesia.
Acara yang dimulai pada pukul 14.00 dan berakhir pada pukul 17.00 ini begitu meriah. Terlihat betapa antusiasnya masyarakat Jakarta menonton gelaran yang diadakan setiap setahun sekali serta cukup membuat macet jalan. Akhir gelaran kali ini ditutup dengan Jimbe dari Jember Fashion Carnaval yang tampil dengan beragam kostum pagelaran etnis kontemporer dari berbagai daerah seperti busana Jawa, Bali, Papua serta Borneo, diiringi oleh musik hidup Marching Band.
Jelas sudah, terlihat betapa kayanya Negara tercinta kita ini, semoga Ibu Pertiwi bisa tersenyum melihatnya. Lebih daripada itu, kita perlu terus memperkenalkan kebudayaan yang ada di Indonesia kepada seluruh lapisan masyarakat dengan mengadakan bermacam event serupa ini. Dengan demikian, anak-anak Indonesia tidak akan kesulitan menjawab bila ditanyakan tentang kebudayaan-kebudayaan di setiap provinsi di nusantara.
Kami berharap kepada Pemerintah Pusat untuk terus mendukung setiap event kebudayaan maupun kepariwisataan yang diselenggarakan oleh Pemerintah Daerah Provinsi maupun Kabupaten/Kota. Hal ini juga akan berimplikasi kepada peningkatan jumlah wisatawan domestik maupun wisatawan asing, yang dengan demikian sekaligus mensukseskan program Pemerintah: Visit Indonesia Year 2008. Kepada Pemerintah Daerah, seyogyanya berupaya untuk terus melestarikan setiap kebudayaan warisan luhur nenek moyang bangsa kita yang tumbuh-berkembang di daerah masing-masing agar tidak punah disingkirkan oleh zaman modern ini.

Sumber : Dwi Jayanti

Tidak ada komentar:

Posting Komentar