Senin, 07 November 2011

tahun baru di jepang

Uniknya Perayaan Tahun Baru




Sudah sejak lama saya memimpikan untuk bertahun baruan di Jepang. Namun ketika kesempatan itu akhirnya datang juga, yang ada bukanlah "kegembiraan" namun malah "kekecewaan" karena ternyata semuanya jauh dari apa yang saya bayangkan. Impian untuk bisa melihat kemeriahan, pesta, kembang api dan suara terompet harus di buang jauh jauh karena semua kemeriahan itu bisa dikatakan nyaris tidak ada sama sekali.   Selengkapnya saya coba tuliskan sebagai berikut.

 

PERSIAPAN PERAYAAN 


Bersih bersih atau Osouji

Tahun baru berarti datangnya era baru jadi wajar kalau harus disambut dan dirayakan dan sepertinya hal ini berlaku di negara manapun.  Namun satu sisi unik dari budaya perayaan tahun baru di Jepang adalah aktivitas  bersih bersih yang dianggap sebagai bagian dari perayaan.

Acara bersih bersih di akhir tahun ini sepertinya sedikit berbeda dengan bersih bersih harian karena bersifat total dan besar besaran dan biasanya melibatkan hampir semua anggota keluarga. Semua sudut dan pojok rumah yang biasanya tidak tersetuh sapu atau lap sama sekali pada hari tersebut mulai mendapat bagian. Semua isinya almari dibongkar dan disusun ulang. Bukan cuma itu almari, refrigerator, mesin cuci dan benda berat lainya digeser dan dibersihkan terutama bagian belakang dan bawah. Menyisakan debu dan kekotoran lain pada tahun berikutnya dipercaya akan mendatangkan pengaruh buruk pada diri atau keluarga.

Tentu saja, aktivitas ini bisa dibilang sangat melelahkan dan tidak jaran bisa berlangsung selama beberapa hari terutama bagi mereka yang mempunyai rumah cukup luas. Bagi keluarga yang anggotanya berusia lanjut tentu akan menjadi masalah besar. Biasanya anak atau keluarga lain akan ikut membantu, namun tidak jarang karena situasi dan kondisi yang tidak memungkinkan banyak keluarga yang lebih senang memakai jasa pembersih rumah.

Sedangkan khusus untuk lingkungan kuil, aktivitas bersih bersih ini dianggap sebagai bagian dari upacara ritual.


Hiasan, Dekorosi atau sesajen

Setelah acara bersih bersih ini selesai maka dilanjutkan dengan acara mendekorasi rumah atau kantor.  Ada cukup banyak hiasan yang ada, namun beberap diantaranya yang umum ditemukan adalah Shimenawa,  yaitu hiasan yang digantung di depan rumah, berupa jerami yang dibentuk atau diplintir sedemikan rupa membentuk bulatan dipadu dengan daun cemara dan dipasang di depan rumah. Disamping untuk hiasan rumah, ada juga untuk dipakai di mobil. Kemudian dekorasi lain yang mudah ditemukan adalah kagami mochi  yaitu tumpukan kue mochi dan jeruk namun entah kerena alasan praktis atau apa, buah jeruk kebanyakan sudah diganti dengan buah plastik yang menyerupai jeruk.

Untuk pusat perbelanjaan toko dan sejenisnya biasanya akan memasang hiasan yang cukup besar yang berbentuk tiga bambu runcing berukuran besar berpadu dengan daun cemara atau pohon lain. Hiasan ini disebut dengan nama Kadomatsu  


Berkirim kartu post atau Nengajou

Sudah menjadi kebiasaan dari kebanyakan orang Jepang untuk mengirim kartu pos sebelum tahun baru yang dikenal dengan nama Nengajou  Kartu yang dikirim umumnya rata rata sekita lima lembar untuk tiap orang atau satu keluarga, sedangkan bagi mereka yang memiliki tempat usaha (bisniss) umumnya akan lebih banyak lagi. Jadi bisa dibayangkan ada berapa juta lembar kartu post yang beredar pada acara peringatan tahun baru di negara tersebut.

Jadi Anda bisa bayangkan betapa sibuknya petugas pos di Jepang setiap menjelang akhir tahun. Untuk mengatasi lonjakan surat yang luar biasa besar ini, pihak pos biasanya akan membuka lowongan kerja paruh waktu besar besaran pada setiap akhir tahun yang biasanya direkrut dari anak sekolahan.

Profesionalisme petugas pos sangat dipertaruhkan saat itu, karena semua surat harus dikirim tepat waktu tidak boleh dikirim terlambat dan juga tidak boleh dikirim terlalu cepat. Umumnya kartu post tahun baru memiliki tanda khusus dan mudah dibedakan dengan kartu pos atau surat biasa. Umumnya kartu pos bertanda khusus ini akan disimpan terlebih dahulu, dipilah dan digabung menjadi satu serta mengirimnya pada hari yang tepat. Jadi surat akan kita dalam satu ikat berisi belasan atau bahkan puluhan kartu post ucapan tahun baru.


Menyiapkan makanan khusus atau Osechi

Selama tahun baru dan beberapa hari setelahnya umumnya keluarga di Jepang tidak melakukan acara masak memasak, jadi acara memasak ini dilakukan sebelum tahun baru.  Makanan itu disebut dengan  Osechi  yaitu terdiri dari berbagai lauk pauk, ketela, ikan kering, udang dll, berwarna sedikit gelap atau coklat.

Cara membuat makanan ini relatif rumit karena ditutut harus bisa tahan selama dua tau tiga hari. Keluarga Jepang modern sekarang umumnya sudah tidak membuatnya lagi namun cukup membelinya pada toko tertentu. Makanan osechi ini berharga cukup mahal, yaitu sekitar 20 ribuan yen yang kalau dirupiahkan adalah sekitar 2 jutaan per set. Satu set umumnya terdiri dari tiga kotak kayu yang mewah dan dibungkus dengan kain bermotif yang sangat indah.


PUNCAK PERAYAAN

Doa pergantian tahun

Lho ? Koq berdoa, bukannya pesta ? Ya, inilah perayaan unik  tahun baru ala Jepang. Jadi jangan harap menemukan kemeriahan pesta kembang api, kemacetan jalan, suara kloakson dan terompet. Suasana jalan terlihat sepi dan biasa biasa saja namun justru areal sekitar kuil-lah yang luar biasa karena penuh dengan kerumunan orang yang menyemut. Bahkan sekedar untuk bisa masuk melewati gerbang utamapun sepertinya bukan perjuangan yang mudah karena harus melewati antrean yang sangat panjang bahkan sampai jauh ke jalan raya. Sedikit catatan, bulan desember adalah musim dingin di negara tersebut, jadi bisa dibayangkan berdiri di luar rumah di tengah dinginnya malam selama berjam jam tentu bukan aktivitas yang menyenangkan.

Umumnya jadwal kereta api di Jepang akan berakhir tengah malam namun khusus untuk tahun baru, semua kereta bawah tanah pusat kota dan kereta biasa untuk jalur tertentu akan dibuka nonstop 24 jam. Jadi  khusus untuk tahun baru, siapaun bisa melewati tahun baru dengan nyaman tanpa ada rasa khawatir ketinggalan kereta saat pulang. 

Tepat tengah malam, saat hitungan mundur mulai menyentuh angka zero, kerumunan orang di halaman utama secara serentak melempar kepingan uang logam ke arah altar utama dan tangan dicakupkan di dada dan doa yang tidak lebih dari 5 detik itupun selesai.  Antrean di luar kuil yang tadinya tertahan mulai bisa bergerak dan secara perlahan lahan mulai memasuki altar utama untuk berdoa.  Suasana menjadi lebih tertib dan ritual melempar uang koin sebelum memanjatkan doa menjadi lebih terarah dan tidak sampai mengenai kepala orang seperti kejadian sebelumnya.

Menjelang pagi kuil bukannya menjadi sepi tapi malah bertambah ramai karena kebanyakan orang ingin datang ke kuil sepagi mungkin dan khusus untuk tahun baru dan aktivitas ini disebut dengan Hatsumoude atau kunjungan hari pertama ke kuil. Sebatas yang saya lihat, golongan remaja umumnya datang ke kuil pada tengah malam, sedangakan pagi harinya umumnya adalah anak anak, orang tua atau keluarga. Untuk kuil kecil dan menengah, keramaian umumnya hanya berlangsung sampai tengah sedangkan untuk kuil besar umumnya bisa berlangsung sampai 2 atau 3 hari setelah tahun baru.

Minum sake

Setelah melakukan doa, biasanya kebanyakan orang akan mendatangi bagian penjualan Omamori atau jimat keberuntungan, Omikuji atau kertas yang berisi ramalan nasib yang akan diikat di ranting atau tempat yang disediakan kalau ramalannya jelek dan dibawa pulang kalau bagus. Beberapa kuil tertentu kadang ada ritual minum sake sebagai simbul pencucian atau kebersihan. Sake disajikan dalam piring sangat kecil berbentuk datar, jauh lebih kecil dari piring sake standard, jadi hanya bisa menampung beberapa mili liter sake saja namun menurut aturan lalu lintas, sudah melebihi ambang batas minimal. Jadi para pengemudi dan juga mereka yang belum genap berumur 20 tahun juga tidak mengkonsumsinya.

Umumnya kuil yang menggelar pergantian tahun dengan berdoa adalah kuil Shinto jadi menjelang tahun baru kuil kelompok inilah yang paling ramai menjelang dan setelah tahun baru.  Kuil  Buddha hampir tidak melakukan aktivitas khusus yang berskala masal kecuali doa biasa kecuali ritual bersih besih atau Osouji seperti yang sudah saya sebutkan di awal. Namun walaupun begitu setidaknya tepat menjelang tengah malam kita tetap bisa mendengar suara lonceng besar yang dipukul berulang kali dan menghasilkan suara bernuansa magis yang bisa didengar sampai jarak ratusan meter, sebagai tanda pergantian tahun.  Untuk lingkungan gereja sepertinya juga melakukan hal yang tidak jauh berbeda.

Apakah perayaan tahun baru harus selalu ke kuil ?

Tentu saja tidak ada kata harus apalagi dalam urusan agama atau budaya di negara ini. Perayaan tahun baru di tempat lain seperti hotel dan tempat hiburan lainya tetap tidak kalah meriahnya atau bahkan jauh lebih meriah karena dikelola secara modern dan lebih profesional. Disamping banyak orang yang melewatkan tahun baru dengan berdoa masih banyak juga yang memanfaatkannya untuk berbisnis seperti para pedagang kafe tenda di sekitar kuil. Bahkan saya pernah menjumpai seseorang yang membawa bendera dan foto peserta pemilu, berdiri di pinggir jalan tepat di depan antrean orang yang hendak memasuki kuil. Bahkan ceramah agama dari kelompok agama tertentu juga bukanlah hal yang aneh atau bahkan cukup sering ditemukan. Namun yang jelas tidak pernah sampai menimbulkan protes atau keributan apapun.

Di beberapa tempat seperti Tokyo Disneyland, Disney Sea, Universal Studio menggelar acara khusus untuk tahun baru yang dikunjungi oleh ratusan ribu orang perhari hampir dua kali lipat dibandingkan hari biasa demikian juga dengan pusat wisata lainya. Bagaimana dengan acara televisi ? Sepertinya menurut saya nyaris tidak banyak berubah kecuali siaran berita dan liputan suasana tahun baru di sejumlah belahan dunia atau negara lain. Jadi bagi yang ingin melihat pesta kembang api bisa melihatnya lewat televisi. Acara musik dan lagi bukan merupakan program acara wajib tahun baru jadi tidak bukan hal yang umum kita jumpai.  Sangat tidak menarik bukan ?




SETELAH PERAYAAN




Otsohi dama

Sehari setelah tahun baru, umumnya keluarga atau tetangga akan saling berkunjung mengucapkan selamat tahun baru. Mereka biasanya membawa anggota keluarga secara lengkap termasuk anak anak. Dari pihak tuan rumah, setap anak akan mendapatkan sejumlah uang yang ditaruh di dalam amplop semacam anpao dalam tradisi China atau Otoshi dama  dalam bahasa Jepang.  iOtoshi dama sendiri sebetulnya berarti otoshi (jatuh) dan dama atau tama (uang logam), namun dewasa ini pemberian uang logam untuk otoshi dama sudah tidak umum lagi dan cendrung berganti menjadi uang kertas yang biasanya minimal adalah 1000 yen atau sekitar 100 ribu rupiah.

Fukubukuro

Fukubukuro  adalah tas belanja keberuntungan. Aktivitas ini sepertinya hanyalah akal akalan dari pedagang dalam menjual barang dagangannya. Sejumlah barang dijual dalam bungkusan khusus yang tanpa bisa kita lihat dan pilih isinya, jadi semuanya hanya berdasarkan keberuntungan semata. Walaupun gaya belanja semacam ini bagi sebagian orang aneh, namun tetap saja ramai dan jadi rebutan. Kalau kita antre di counter atau toko yang menjual mainan dan robot, tentu isinya adalah robot dan mainan saja demikian juga dengan counter atau toko lainnya. Bagi anda yang ingin mencobanya diharapkan untuk cukup kuat secara phisik karena harus rebutan dan juga yang paling penting tidak salah memilih counter atau memasuki toko. Saya tidak bisa membayangkan apa yang terjadi seandainya seorang pria salah masuk ke counter pakaian dalam wanita. Dalam suasana panik dan berebutan, hal itu tampaknya bisa saja terjadi.


Kunjungan ke tempat rekreasi

Sepertinya hal ini berlaku di belahan dunia manapun sehingga sepertinya tidak perlu banyak ditulis. Apalagi tahun baru adalah hari libur jadi tempat tempat wisata, pertokoan dan juga onsen atau tempat pemandian air panas biasanya pasti penuh sesak dengan pengunjung.

 

Makanan dan minuman khas tahun baru

Selain makanan Osechi yang sudah saya sebutkan di atas, ada 2 jenis makanan dan minuman lain yang merupakan ciri khas dari tahun baru di negara tersebut, yaitu


Kue Mochi

Tahun baru identik dengan kue mochi  yaitu kue ketan yang ditumbuk dan dibulatkan. Kue ini bisa disimpan dalam waktu yang cukup lama dan dihidangkan dengan cara memanggangnya di oven toaster. Karena kebanyakan keluarga di negara tersebut umumnya tidak memasak pada saat tahun baru maka kue mochi menjadi salah satu makanan alternatif yang digemari karena keawetannya.

Ama sake

Walaupun namanya adalah sake namun sama sekali tidak memiliki kadar alkohol alias zero sehingga bebas dikonsumsi oleh anak anak. Rasanya sangat manis sesuai dengan namanya yaitu Ama sake  yang berasal dari kata amai yaitu manis. Rasanya seperti minum air gula dengan rasa jahe.

 


Penutup

Demikianlah sekilas tulisan tentang tahun baru di negara Jepang.  Beda negara tentu saja beda budaya.  Selamat tahun baru !

Shabrina fildzah puteri

Tidak ada komentar:

Posting Komentar