Gelar Budaya Dayak se-Kalimantan
Gubernur
Kalimantan Barat H Usman Ja’far siang ini akan membuka Pekan Gawai
Dayak dan Gelar Budaya Dayak se-Kalimantan. Pembukaan tepat pukul 12.00
WIB dipusatkan di Betang, Jalan Sutoyo.Seusai pembukaan gubernur akan
melepas display budaya. “Display budaya ini melibatkan semua etnis yang
ada di Kalbar termasuk kontingen Kalteng, Kaltim, Kalsel dan Sabah,”
ungkap Martinus Sudarno, sekretaris umum panitia.Rute yang akan dilewati
iring-iringan display budaya, setelah start di Betang, masuk ke Jalan A
Yani, lalu masuk Jalan Veteran, Gajahmada, Diponegoro, Tanjungpura,
Pahlawan, dan kembali ke Betang.“Kita ingin menampilkan semua budaya
yang hidup dan berkembang di Kalbar ini melalui display budaya, bukan
hanya budaya Dayak saja, tapi etnis lainnya juga, seperti Melayu,
Madura, Tionghoa, Batak, Bugis, Jawa dan lain-lain,” ujar
Sudarno.Rencana semula, Gawai Dayak dan Gelar Budaya Dayak se-Kalimantan
akan dibuka Menteri Pariwisata RI, Jero Watjik. Namun kabar terakhir
diterima panitia bahwa Watjik masih berada di luar negeri, maka gubernur
sebagai perpanjangan tangan pemerintah pusat di daerah yang akan
membuka acara dimaksud.Pekan Gawai Dayak sudah sering digelar di Kalbar.
Bahkan Sekberkesda (Sekretaris Bersama Kesenian Dayak) telah menetapkan
pelaksanaan Pekan Gawai Dayak pada setiap tanggal 20 Mei. Sudah masuk
kalender tahunan pariwisata Provinsi Kalimantan Barat.Pada pagelaran
Gawai Dayak tahun 2006 lalu, panitia pelaksana bersama Dinas Pariwisata
mengundang Direktorat Tradisi Direktoral Jenderal Nilai Budaya, Seni dan
Film Departeman Kebudayaan dan Pariwisata RI. Sejak tahun lalu, Gawai
Dayak masuk kalender pariwisata Kementerian Pariwisata RI. “Tapi dalam
pelaksanaannya Departemen Kebudayaan dan Pariwisata mengusulkan
kegiatannya mencakup Kalimantan, maka dilaksanakanlah Gelar Budaya Dayak
Kalimantan untuk yang pertama kali ini,” jelas Fredrik Kuyah, ketua
umum panitia pelaksana beberapa waktu lalu.Senada dengan Fredrik Kuyah,
Kadis Pariwisata Provinsi Kalbar, Rihat Natsir Silalahi mengatakan,
Gelar Budaya Dayak se-Kalimantan ini merupakan yang pertama kali
digelar. “Kita patut bersyukur dipercaya sebagai tuan rumah pertama,”
katanya.Sebagai tuan rumah, kita hendaknya menjaga ketertiban dan
keamanan daerah, baik selama gawai berlangsung maupun setelah kegiatan.
“Ini kegiatan pariwisata, banyak manfaat yang bisa diambil dari gawai
ini. Selain mengundang orang untuk membawa uangnya ke Kalbar, juga
peluang usaha bagi pengrajin memperkenalkan produknya,” jelas
Rihat.Karena ini terkait dengan program Kementerian Pariwisata, maka
pendanaan juga dari Kementerian Pariwisata. “Pelaksanaannya tetap
diserahkan kepada masyarakat Dayak selaku tuan rumah dan juga yang tahu
dengan budayanya sendiri. Kita sifatnya fasilitator saja,” ungkap Rihat
dalam jumpa pers bersama panitia tiga hari lalu.Beraneka permainan
rakyat dan budaya lokal yang akan ditampilkan dalam Pekan Gawai Dayak
dan Gelar Budaya Dayak. “Setiap kontingen atau utusan daerah
masing-masing sudah siap tampil, termasuk dari Kalteng, Kaltim dan
Kalsel,” ungkap Yosehp Odillo Oendoen, bidang pementasan dan
pertunjukan.Menurutnya, selain menampilkan budaya dan permainan rakyat,
juga akan dipilih Bujang dan Dara Gawai 2007. “Bujang dan Dara Gawai ini
nantinya akan menjadi duta pariwisata daerah. Mereka punya tanggung
jawab mempertahankan dan melestarikan budaya daerah khususnya Dayak,”
katanya.Saya kemarin sempat berkunjung ke arena gawai di Betang.
Kesiapan panitia sudah matang. Kontingen dari Kalteng-Kaltim dan Kalsel
juga sudah datang, termasuk dari kabupaten/ kota. Demikian juga dengan
stand-stand yang khusus menyediakan makanan dan minuman, tertata rapi di
bagian belakang Betang. Sedangkan bagian depan Betang sengaja
dikosongkan untuk kegiatan dan tempat penonton. Lalu stand pameran
panitia ditempatkan di lingkungan Museum Negeri Jalan A Yani,
Pontianak.Lazimnya orang Dayak zaman dahulu, sebelum memulai sesuatu
harus permisi dulu dengan penguasa alam atau Jubata (Tuhan). Karenanya,
sebelum gawai dimulai, panitia sudah permisi dengan menggelar upacara
adat Ngampar Bide, Jumat dua hari lalu. Maksudnya agar selama kegiatan
gawai berlangsung, dijauhkan dari segala bencana dan musibah.
Sumber :: Dwi Jayanti
Tidak ada komentar:
Posting Komentar