Senin, 07 November 2011

Festival Yosakoi

Langsung ke: navigasi, cari
Penari Yosakoi di Harajuku, Tokyo.
Festival Yosakoi (よさこい祭り Yasakoi Matsuri?) adalah festival tari Yosakoi yang diadakan setiap tahunnya di kota Kochi, Prefektur Kochi pada 9 Agustus hingga 12 Agustus. Festival berlangsung selama 4 hari, dan berpuncak pada pentas utama 10 Agustus dan 11 Agustus. Malam sebelum pentas utama (9 Agustus) dimeriahkan oleh pesta kembang api, dan 12 Agustus adalah hari kompetisi nasional.
Yosakoi adalah tari dengan ciri khas gerakan tangan dan kaki yang dinamis. Tari ini berkembang sebagai bentuk modern tari musim panas Awa Odori. Sambil menari, di kedua belah tangan, penari pria dan wanita segala umur membunyikan perkusi dari kayu yang disebut naruko. Mulanya, naruko dipakai untuk mengusir burung-burung di sawah, namun sekarang menjadi pelengkap tari.
Penari dalam satu kelompok mengenakan kostum berupa happi atau yukata. Kostum dan musik dipilih sesuai selera masing-masing kelompok yang berusaha tampil seunik mungkin. Musik pengiring tari dapat merupakan campuran musik daerah (minyō) dicampur dengan musik rock, samba, disko, enka, atau genre musik yang lain sesuai selera, namun harus memasukkan melodi "Yosakoi Naruko Odori".
Kelompok penari Yosakoi menari di jalan utama kota Kochi (Otesuji), alun-alun kota, dan pusat perbelanjaan Obiyamachi. Di dalam kota setidaknya disediakan 9 lokasi kompetisi tari dan 6 lokasi pentas. Festival ini dimeriahkan sekitar 19.000 peserta dalam 170 kelompok penari.[1] Sejumlah peraturan yang mengatur para peserta, misalnya pembatasan jumlah penari dalam satu kelompok (di bawah 150 orang), ukuran panggung di truk bak terbuka (jigatasha), dan keharusan membawa naruko sewaktu menari.[2]

 Etimologi

Asal usul kata Yosakoi adalah Yosakoi (夜さ来い?) yang berarti datanglah kau malam ini. Menurut kisah lain, kata Yosakoi berasal dari seruan para pekerja bangunan ketika membangun Istana Kōchi di masa pemerintahan Yamauchi Katsutoyo (1596-1615). Mereka menyerukan "Yoisho koi, yoisho koi" agar bersemangat ketika mengangkati bahan bangunan.[3]
Kisah cinta zaman Edo (1771-1776) antara aktor kabuki Ikushima Shingorō dan wanita Ōoku bernama Nakaejima diangkat sebagai lagu minyō berjudul "Ejimabushi". Lagu tersebut terkenal di seluruh negeri, dan dijadikan lagu pengiring Bon Odori di Provinsi Tosa (sekarang Prefektur Kochi).[4] Istilah Yosakoi (夜さ来い?) pastinya bukanlah dialek Tosa. Orang Kōchi menyebut malam sebagai ban (?), sementara kiya atau kiiya (来や?) untuk datanglah.[3]
Kemungkinan lain, kata yosari koi (夜さり来い?, datanglah malam ini) asal bahasa Jepang kuno abad ke-9 berubah menjadi yosakoi[3], dan dimasukkan ke dalam lirik minyō berjudul Yosakoi Bushi.[4]

Sejarah

Festival Yosakoi pertama kali diadakan pada 10 Agustus-11 Agustus 1954 di kota Kochi. Peserta festival waktu itu berjumlah 750 penari yang tergabung dalam 21 kelompok.[1] Sebelumnya, tari Yosakoi pertama kali dipentaskan di muka umum sebagai tari kreasi baru pada Pameran Dagang dan Industri Prefektur Kochi, Maret 1950.[5] Pada penyelenggaraan ke-30 tahun 1984, penari yang ikut serta sudah mencapai 10.000 orang.[1]
Di Sapporo, Hokkaido pada Juni 1992[6] diadakan Festival Yosakoi Sōran yang pertama. Festival Yosakoi Sōran adalah festival tari Yosakoi yang pertama diadakan di luar Prefektur Kochi. Pada penyelenggaraan pertama, festival di Sapporo sudah diikuti sekitar 1.000 penari dalam 10 kelompok. Sejak ada festival di Sapporo, berbagai festival Yosakoi mulai diselenggarakan di berbagai tempat di Jepang. Total penari di festival Yosakoi Sapporo bahkan melebihi jumlah penari Festival Yosakoi di tempat asalnya. Festival Yosakoi Sōran tahun 2008 menampilkan sekitar 33.000 penari dalam 330 kelompok, dan dihadiri sekitar 2 juta penonton. Festival tari Yosakoi terbesar lainnya diadakan di Sendai (Festival Michinoku Yosakoi), Tokyo (Super Yosakoi), dan Nagoya (Nippon Domannaka Matsuri).

Daftar festival Yosakoi

Festival Super Yosakoi di Harajuku, Tokyo
Dari Festival Yosakoi di Prefektur Kochi, Yosakoi telah menjadi salah satu bentuk modern tari musim panas yang ditarikan di berbagai tempat di Jepang, dan bahkan hingga ke luar negeri.
Ajeng Junita Eka Putri

Tidak ada komentar:

Posting Komentar